Kamis, 21 Januari 2016

Bukit Andong

Angin pelan-pelan saja bergerak, desisnya terdengar lirih. Awan bergejolak dibawah sana, menggumpal bagai busa kapas berhamburan. Aku bagai di negeri atas awan.
Cemara melambai-lambai. Dedaunan yang ranum semerebak, harum alam.
Ladang hijau semua, sepenuhnya isi sayuran. Kubis, cabai, brokoli, wortel, kentang juga, dan mungkin masih banyak lainnya.
Aku suka disini. Suasananya damai, menentramkan.


Tepat dibawah bukit rintik hujan pelan-pelan saja turun. Dari kaca jendela terlihat bulir-bulir kecil menempel satu dua.
Daun-daun cemara mulai basah hingga rantingnya. Hawa dingin perlahan menembus kekulit. Tapi tak apa. Tak masalah untukku, karena dia ada disini. Aku aman.

Satu dua orang berhenti di tepian jalan, pakai mantel, ada juga yang menikmati suasana hujan.
Muda mudi berpasangan saling bergoncengan, tak perduli dengan hujan yang makin deras berjatuhan.
Aku bilang “Aku mau disini, aku tak mau pulang”.
“Jangan, nanti ada waktunya kita berlama-lama menikmati alam” bujuknya pelan.
Angin terasa makin kencang, aku hanya duduk diam memperhatikan sekitar.



Jatuh cintaku
Pada malam,siang,Pagi,hutan,laut,Pantai,alam, yang ada padamu
yang ada pada dirimu
Dan dalam dekapmu
setiap hari aku jatuh cinta.

DIA (Kado dari Tuhan)


Dia kelihatan lelah, Na. Tapi, sepenuhnya dia menutupi.
Senyumnya selalu membuatku percaya. Tidak terkecuali ketika dia berusaha baik-baik saja.
Mungkin aku yang jahat padanya. Atau mungkin ….
***
Malam ini hujan turun deras sekali. Aku tak bisa tidur. Aku teringat dia, Na.
Yang selalu penuh kejutan.
Dia seperti malaikat untukku, meski kadang menjengkelkan. Ya, Malakait baik yang menjengkelkan. Kau tau kan.
Sebenarnya aku cemburu. Iya, aku cemburu pada semua yang ada dekat dengannya. Baju yang melekat pada tubuhnya, selimut yang
membuatnya hangat malam ini, kasur, cahaya lampu, dan semuanya. Harusnya aku yang di sana. Harusnya aku yang menghangatkan tubuhnya, harusnya aku juga yang ada disampingnya.

Dia  paling mengerti aku.
Malam minggu bulan lalu. Sehabis dari toko buku kami mampir di sebuah toko sebrang toko buku. Aku lihat kotak music yang sering kita bicarakan. Aku bilang, “Aku mau ini”. Tapi dia bilang “Enggak, buat apa”.
Tapi,tau kah kau?!  di hari ulang tahunku dia memberikannya untukku. Aku tak bisa menahan bahagiaku. Dia bilang “ini aku, itu kamu” sambil dia menunjuk dua miniatur di kotak music. Aku selalu mengingat saat itu.
Setiap aku ingin tidur aku selalu memainkan kotak music ini. Tak terkecuali malam ini.

Sekarang sudah pukul 01.00 a.m
Hujannya masih belum reda, aku belum juga ngantuk.




Aku buka folder foto di laptop.
Foto ini ketika kami camping di bukit dekat pantai. Lihat, dia manis sekali kan. Senyum itu milikku, hanya untuukku.

Aku mencintainya, Na. Sangat. Jadi, jangan pernah kau berpikir aku membencinya.
Jangan sekali-kali kau berusaha memisahkan kami.
Pun, aku takut kehabisan waktu.









“Selamat tidur, moga tidurmu nyenyak pagi ini”